Himpunan Jurusan Psikologi Islam kembali menggelar kegiatan edukatif bertajuk Ngopi Sanger "Ngobrolin Psikologi, Sharing Bareng Pakar: Seri 2". Kegiatan yang berlangsung secara daring melalui Zoom Meeting ini mengangkat tema menarik "Goodbye FoMO, Hello JoMO", dengan narasumber Syiva Fitria, BA., S.Psi., M.Sc., seorang ahli psikologi yang berpengalaman.
Seri kedua dari kegiatan Ngopi Sanger ini membahas fenomena psikologis yang semakin relevan di era digital, yaitu FoMO (Fear of Missing Out) dan JoMO (Joy of Missing Out). FoMO menggambarkan kecemasan seseorang yang merasa takut ketinggalan informasi atau peristiwa penting yang sedang terjadi, sementara JoMO merupakan kebalikannya, yaitu kebahagiaan yang dirasakan seseorang ketika tidak selalu terhubung dan memilih untuk menikmati momen tanpa tekanan sosial.
Syiva Fitria, sebagai narasumber, memberikan pemahaman mendalam tentang kedua fenomena ini. Dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa FoMO sering kali dipicu oleh penggunaan media sosial yang berlebihan, di mana individu merasa perlu untuk selalu mengetahui dan terlibat dalam segala sesuatu yang terjadi di dunia maya. “FoMO bisa menyebabkan stres dan kecemasan yang berkepanjangan. Penting bagi kita untuk menyadari dampaknya dan mulai beralih ke JoMO, yaitu menemukan kebahagiaan dalam ketenangan dan keheningan,” jelas Syiva.
Selama sesi berlangsung, partisipan yang terdiri dari masyarakat umum aktif berpartisipasi dalam diskusi dan sesi tanya jawab. Mereka berbagi pengalaman pribadi tentang bagaimana FoMO mempengaruhi kehidupan mereka sehari-hari dan bertanya kepada Syiva tentang strategi untuk mengatasi perasaan tersebut. “Bagaimana cara terbaik untuk mengurangi ketergantungan pada media sosial dan mengatasi FoMO?” tanya salah satu partisipan.
Syiva Fitria memberikan berbagai strategi praktis, termasuk menetapkan batas waktu penggunaan media sosial, meluangkan waktu untuk aktivitas offline yang menyenangkan, dan berlatih mindfulness. “Mulailah dengan langkah kecil, seperti mematikan notifikasi media sosial dan menetapkan waktu khusus untuk bersantai tanpa gadget. Latih diri untuk menikmati momen-momen sederhana dalam hidup dan hargai waktu yang Anda miliki untuk diri sendiri,” sarannya.
Kegiatan Ngopi Sanger ini bertujuan untuk meningkatkan literasi psikologis masyarakat mengenai isu-isu kontemporer yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan memahami dan mengatasi FoMO, diharapkan masyarakat dapat lebih bahagia dan seimbang dalam menjalani kehidupan di era digital.
Ketua Himpunan Jurusan Psikologi Islam menyampaikan apresiasinya terhadap antusiasme peserta. “Kami sangat senang melihat partisipasi aktif dari masyarakat. Ini menunjukkan bahwa tema yang kami angkat sangat relevan dan dibutuhkan. Kami berharap melalui kegiatan ini, masyarakat dapat lebih memahami diri sendiri dan menemukan cara untuk hidup lebih bahagia,” ujarnya.
Kegiatan Ngopi Sanger "Ngobrolin Psikologi, Sharing Bareng Pakar: Seri 2" berhasil memberikan wawasan baru dan memperkaya pengetahuan peserta tentang cara mengatasi FoMO dan mengadopsi JoMO dalam kehidupan sehari-hari. Melalui diskusi yang interaktif dan informatif, partisipan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya keseimbangan antara kehidupan online dan offline.
Dengan kesuksesan seri kedua ini, Himpunan Jurusan Psikologi Islam berencana melanjutkan seri-seri berikutnya dengan topik-topik menarik lainnya yang tidak kalah relevan. Inisiatif ini diharapkan dapat terus meningkatkan literasi psikologis masyarakat, mendukung terciptanya komunitas yang lebih sadar dan bijak dalam menghadapi tantangan psikologis di era digital.
0 Komentar