Kembali HMJ Psikologi Mengadakan Kegiatan Ngopi Sanger "Ngobrolin Psikologi, Sharing Bareng Pakar: Seri 3"

Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Psikologi kembali menggelar acara edukatif Ngopi Sanger "Ngobrolin Psikologi, Sharing Bareng Pakar" yang telah memasuki seri ketiga. Kegiatan yang diadakan secara daring melalui Zoom Meeting ini mengangkat tema menarik "Sibling Rivalry: Kisah Nabi Yusuf AS" dan menghadirkan Anggraini, M. IRK, sebagai narasumber. Kegiatan ini terbuka untuk masyarakat umum yang antusias untuk memahami lebih dalam tentang dinamika persaingan antar saudara melalui perspektif psikologi dan kisah-kisah nabi. Sabtu (15/04/2023). 

Seri ketiga Ngopi Sanger ini membahas fenomena sibling rivalry atau persaingan antar saudara dengan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai contoh. Kisah ini terkenal dalam berbagai tradisi agama dan memberikan wawasan yang mendalam tentang dinamika keluarga, kecemburuan, dan kasih sayang antar saudara.

Anggraini, M. IRK, seorang akademisi yang berpengalaman dalam studi Islam dan psikologi, memaparkan berbagai aspek psikologis dari kisah Nabi Yusuf AS dan bagaimana hal tersebut relevan dalam konteks modern. Dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa sibling rivalry adalah fenomena umum yang bisa ditemukan di banyak keluarga, di mana persaingan, kecemburuan, dan konflik sering muncul di antara saudara.

“Kisah Nabi Yusuf AS memberikan banyak pelajaran tentang bagaimana menangani konflik dan persaingan antar saudara. Dari perspektif psikologi, penting bagi orang tua untuk memahami dinamika ini dan mengambil langkah-langkah untuk menciptakan lingkungan yang adil dan penuh kasih sayang bagi semua anak,” jelas Anggraini.

Selama sesi berlangsung, partisipan aktif berpartisipasi dalam diskusi dan sesi tanya jawab. Mereka berbagi pengalaman pribadi tentang sibling rivalry dalam keluarga mereka dan bertanya kepada Anggraini tentang cara-cara efektif untuk mengatasi masalah tersebut. “Bagaimana cara terbaik bagi orang tua untuk mengurangi kecemburuan antar saudara?” tanya salah satu partisipan.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Anggraini memberikan berbagai strategi praktis, termasuk pentingnya komunikasi terbuka, memberikan perhatian yang adil kepada semua anak, dan mengajarkan anak-anak untuk saling menghargai. “Orang tua perlu menciptakan keseimbangan dalam memberikan perhatian dan kasih sayang kepada setiap anak. Mendorong kegiatan bersama yang positif juga dapat membantu mengurangi persaingan dan memperkuat ikatan antar saudara,” sarannya.

Kegiatan Ngopi Sanger ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang isu-isu psikologis yang relevan dan memberikan solusi praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami dan mengatasi sibling rivalry, diharapkan keluarga dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan mendukung perkembangan positif anak-anak.

Ketua HMJ Psikologi Islam menyampaikan apresiasinya terhadap antusiasme peserta dan kesuksesan acara ini. “Kami sangat senang melihat partisipasi aktif dari masyarakat. Ini menunjukkan bahwa tema yang kami angkat sangat relevan dan dibutuhkan. Kami berharap melalui kegiatan ini, masyarakat dapat lebih memahami dinamika keluarga dan menemukan cara untuk menciptakan hubungan yang lebih harmonis di rumah,” ujarnya.

Kegiatan Ngopi Sanger "Ngobrolin Psikologi, Sharing Bareng Pakar: Seri 3" berhasil memberikan wawasan baru dan memperkaya pengetahuan peserta tentang sibling rivalry dan cara mengatasinya melalui perspektif kisah Nabi Yusuf AS. Melalui diskusi yang interaktif dan informatif, partisipan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya peran orang tua dalam menciptakan lingkungan keluarga yang adil dan penuh kasih sayang.

Dengan keberhasilan seri ketiga ini, HMJ Psikologi berencana melanjutkan seri-seri berikutnya dengan topik-topik menarik lainnya yang tidak kalah relevan. Inisiatif ini diharapkan dapat terus meningkatkan literasi psikologis masyarakat, mendukung terciptanya komunitas yang lebih sadar dan bijak dalam menghadapi tantangan psikologis dalam kehidupan sehari-hari.

0 Komentar